Monday, January 25, 2010

saat itu..





sumber:manhal pmram

Sunday, January 24, 2010

..diutus Rasul itu adlh utk menyempurnakan akhlak..

bismillahirrahmanirrahim..

pernah x kita rasa cam diri kita direndah2kn?
pndpt kita xditerima,
mcmlah kita ni xtahu apa2..

sungguh manusia itu sntiasa je nak anggap diri dia tu hebat..
ye la,hebat la sgla2nya..
Tapi,sehebat2 mana pun kita,Allah itu Maha Hebat..
di saat kita nk perlekeh orang lain,ingtla Allah sdg tengok kita..
Dia kuasa mnjadikan kita org yg diperlekehkan sama mcm kita merendah2kan orang lain..
walau kita ni alim sealim2nya pun,
sungguh kita xboleh merendah2kan orang..hablun minallah ada,tp hablun minannasnya dimana??
dan jika kita xtahu sesuatu,janganlah nak ikut hal sndiri..
bertanyalah kpd ahlinya..
fasalu ahlazzikr in kuntum la ta'lamun..

kan agama tlh mnggariskan cara kita nak menegur orang lain
dan cara kita nak mengeluarkan pendapat..

Berikut beberapa adab terkait dengan urusan lidah atau bercakap.Islam
adalah agama yang sangat rapi mengatur umatnya. Terhadap hal-hal
sekecil apapun, Allah SWT sudah mengatur. Dalam Islam, berbicara,
berbahasa dan bercakap-cakap harus punya adab dan sopan-santun nya. Di
bawah ini adalah adab-adab berbicara dalam Islam yang harus menjadi
pegangan kita.

Adab Bercakap

1. Ucapan Bermanfaat

Dalam kamus seorang Muslim, hanya ada dua pilihan ketika hendak
bercakap dengan orang lain. Mengucapkan sesuatu yang baik atau memilih
diam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda, "Barang
siapa mengaku beriman kepada Allah dan hari Pembalasan hendaknya ia
berkata yang baik atau memilih diam." (Riwayat al-Bukhari).

2. Bernilai Sedekah

"Setiap tulang itu memiliki kewajiban bersedekah setiap hari. Di
antaranya, memberikan boncengan kepada orang lain di atas
kendaraannya, membantu mengangkatkan barang orang lain ke atas
tunggangannya, atau sepotong kalimat yang diucapkan dengan baik dan
santun." (Riwayat al-Bukhari).

3. Menjauhi Pembicaraan Sia-Sia

Sebaiknya menghindari pembicaraan berujung kepada kesia-siaan dan dosa
semata. "Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh
jaraknya dariku pada hari Kiamat adalah para penceloteh lagi banyak
bicara." (Riwayat at-Tirmidzi) .

4. Tidak Terperangkap Ghibah

"…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
(al-Hujurat [49]: 12).

5. Tidak Mengadu Domba

Hudzaifah Radhiyallahu anhu (RA) meriwayatkan, saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, "Tak akan masuk surga orang yang suka mengadu
domba." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

6. Tidak Berbohong

"Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkan kebaikan, dan kebaikan itu
akan berujung kepada surga. Dan orang yang senantiasa berbuat jujur
niscaya tercatat sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu
mendatangkan kejelekan, dan kejelekan itu hanya berujung kepada
neraka. Dan orang yang suka berbohong niscaya tercatat di sisi Allah
sebagai seorang pendusta." (Riwayat al-Bukhari).

7. Menghindari Perdebatan

Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara. Meskipun
boleh jadi kita berada di pihak yang benar. Sebab Rasulullah SAW telah
menjamin sebuah istana di surga bagi mereka yang mampu menahan diri.
"Aku menjamin sebuah istana di halaman surga bagi mereka yang
meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak untuk itu." (Riwayat Abu
Daud, dishahihkan oleh al-Albani).

8. Tak Memotong Pembicaraan

Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah SAW, ia
langsung memotong pembicaraan beliau dan bertanya tentang hari Kiamat.
Namun Rasulullah tetap melanjutkan hingga selesai pembicaraannya.
Setelah itu baru beliau mencari si penanya tadi. (Riwayat al-Bukhari)

9. Hindari Mengolok dan Memanggil dengan Gelar yang buruk

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) itu
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) . Dan jangan pula
perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain. Karena boleh
jadi perempuan (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari perempuan
(yang mengolok-olok) itu. Janganlah kamu saling mencela satu sama
lain. Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik)
setelah beriman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah
orang-orang yang zalim." (al-Hujurat [49]: 11).

10. Menjaga Rahasia

"Tiadalah seorang Muslim menutupi rahasia saudaranya di dunia kecuali
Allah menutupi (pula) rahasianya pada hari Kiamat." (Riwayat Muslim).

sama-sama muhasabah diri..sama-sama refresh ilmu..
dan sama-sama jadi org berilmu yang beramal dgn ilmunya..
mg kita terlepas dr segala permusuhan di dunia dan akhirat..

The Truth definitely reveals!!

Saturday, January 9, 2010

kenapa?

kenapa dan kenapa..
hidup ini penuh pertanyaan..
dtgnya dr dalam diri..
membuahkan suatu tindakan..
utk mncapai kepastian..

Ya Allah,tunjuki kami jalan kebenaranMu..
Kuatkan keyakinan kami tika keraguan hadir..
agar kami tahu..
itu jalan keredhaanMu..

kuatkan!kuatkan!

Thursday, January 7, 2010

taqwa

bismillahirrahmanirrahim..

alhamdulillah dan syukur pd Allah atas sgl nikmat, selawat dan salam buat Nabi s.a.w.,serta salam prjuangan utk pejuang2 agama..

Secara sedar atau tidak,kita sebenarnya ibarat seorang pengumpul kayu yang berada dalam prjalanan menuju Tuannya utk dipersembahkan sebanyak manakah kayu yang berjaya dikumpulkan..

Sungguh setiap detik itu mmbentangkan seribu keajaiban buat hamba2Nya yang sentiasa mncari hikmah yang tersembunyi di sebalik setiap apa yang Allah takdirkan utk kita.Ia mengajar kita sama ada utk terus thabat di jalan keredhaanNya atau hanyut dgn dunia dan berada di zon selesa.Kehidupan ini adalah bicara Allah.Sungguh Allah sedang berbicara dgn kita.Sungguh Dia sedang mentarbiah diri kita.Sungguh Dia sedang beri kita kekuatan..Dan Dia akan sentiasa menguji kita kalau bukan dgn ujian,maka dgn kesenangan dan 'smooth'nya hidup kita.

Jalan di depan masih panjang...sepanjang yang brnama kehidupan.Tuhan,beri kami ketaqwaan.Kerana dgn ketaqwaan itu mndekatkan kami kpd keredhaanMu.Taqwa.Eh taqwa?yakni...taat,tidak maksiat.ingat,xlupa.syukur,xkufur.

Justeru,jalan menuju ketaatan adlh dgn pngorbanan dan mujahadah menepis sgl kekotoran dan kejahatan yang datangnya dr diri sdiri.Sabar dalam ibadah.Khusyuk mengerjakannya.Teringst pesan seorang guru,jika kita xmampu menangis krn Allah maka buat2lah menangis semoga kita akan menangis sungguh2 krnNya suatu hari nanti.Jika kamu tidak mampu menangis kerana Allah,maka menangislah kerana kamu tidak mampu mengeluarkan air mata krnNya.Analoginya mudah,kita sanggup menangis krn kehilangan benda atau orang yang disayangi.begitulah hamba yang sayang dan cinta Allah,yang sudah merasa manisnya iman akan mudahnya mengalirkan air mata krn Tuhan Yang Maha Agung,yang amat disayanginya.

sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib sesuatu kaum melainkan mereka sendrilah yang mengubahnya.dan apabila Allah mnghendaki keburukan trhadap sstu kaum,maka tidak ada yang dpt mnolaknya dan tidak ada pelindung bg mrk mlainkan Dia.13:11.

Maka,terpulang kpd kita utk berubah atau tidak.life is all bout choices.when u cut away all da junk,evry situation is a choice.u choose how u react to situations.
u choose how people will affect ur mood,u choose 2be in good or bad mood.da bottomline:it is ur choice how u live life!drpd sudut yang lain,kita boleh kaitkan ia dgn pengakhiran hidup kita.to choose heaven or hell.jika hati tekad utk berubah,tiada yang dpt menghalang pndirian itu krn sifat manusia sanggup melakukan apa shj utk mncapai cita2 dan impiannya.tidak kira apa halangan mndatang,pasti akan dilepasi jua.Jika kita sanggup brkorban sglnya utk urusan dunia kita,alangkah ruginya sifat itu tidak diaplikasikan utk urusan akhirat,kn?

Seterusnya,ingat dan tidak lupa.Kehidupan ini dipenuhi dgn pengalaman2 yg mngajar manusia agar mereka jadi lbih baik.yang baik diambil,yang kurang baik perlu kita tepikan.lalu,kita brtaubat dan muhasabah diri ke arah yang lbih baik seterusnya yang terbaik.

Akhirnya,bersyukurlah kita ke atas stiap kejadian dan ketentuanNya ke atas kita.Think positif mnjadikan kita redha dgn apa yang ada.sama ada ujian lebih2 lagi kejayaan dan kesenangan.bersyukur itu tanda terima kasih dan bila berterima kasih maksudnya kita menghargai apa yang kita dapat.setelah itu,peliharalah diri kita sentiasa dari kufur nikmat,yang hanya menatijahkan sikap angkuh yang hanya memakan tuan empunya badan.kisah Qarun sudah kita maklumi.sejarah2 itu,memberitahu kita smua tentang sunnatullah agar kita mngambil peringatan.mengambil peringatan.mengambil peringatan.smg kita dlm golongan itu.

Wahai org2 yang beriman,brsabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di prbatasan negerimu)dan brtaqwalah kpd Allah agr kamu beruntung.3:200

Wednesday, January 6, 2010

hayati kulluha lillah..i/Allah..

sharing is caring

Ketahuilah bahawa apa (yang dikatakan) kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah (bawaan hidup yang berupa semata-mata permainan dan hiburan (yang melalaikan) serta perhiasan (yang mengurang), juga (bawaan hidup yang bertujuan) bermegah-megah diantara kamu ( dengan kelebihan, kekuatan, dan bangsa keturunan ) serta berlumba-lumba membanyakkan harta benda dan anak pinak; (semuanya itu terhad waktunya) samalah seperti hujan yang (menumbuhkan) tanaman yang menghijau subur) menjadikan penanaman suka dan tertarik hati kepada kesuburannya, kemudian tanaman itu bergerak segar (ke suatu masa yang tertentu), selepas itu engkau melihatnya berupa kuning; akhirnya ia menjadi hancur bersepai; dan (hendaklah diketahui lagi, bahawa) di akhirat ada azab yang berat (disediakan bagi golongan yang hanya mengutamakan kehidupan di dunia itu), dan (ada pula) keampunan besar serta keredhaan dari Allah (disediakan bagi orang-orang yang mengutamakan akhirat). Dan (ingatlah, bahawa) kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya.
(Surah Al-Hadid" Ayat 20-21)

Tragedi Kiyai Liberal, Akhir Hayatnya Memilukan

“Apa!? kamu hamil?!” Pak tua itu terbelalak mendengar pengakuan putri bungsu yang dicintainya. Dia langsung berdiri dan memburu ke arah sang putri, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, siap mendaratkan tamparannya, tapi...

“Jangan Paa... sabaar..!” istrinya menjerit sambil berusaha menghalangi dengan memeluk erat tubuh gadis kesayangannya. Sang bapak pun mengurungkan niatnya, tapi nampak jelas kemarahan dan kekecewaan luar biasa menguasai dirinya. Tubuhnya bergetar, matanya merah melotot, menatap tajam ke arah putrinya.

“Siapa!? Siapa yang berbuat kurang ajar begini, hah??” bentaknya tiba-tiba.

Sang putri hanya terdiam, terisak dan menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang ibu.

“Ya Allahhh… kenapa ini terjadi pada keluargakuu. .?? Aku yang ditokohkan orang sebagai cendekiawan muslim terkemuka di negeri ini, hanya membesarkan seorang pelacur!!!” Orang tua itu mengeluh dan mengomel seolah ingin memuntahkan seluruh kekesalan dan kekecewaan dari ubun-ubunnya. Sementara, sambil terus memeluk anaknya, sang istri berusaha menenangkan suasana.

“Istigfar Paa, siapa sih yang pelacur? Anak kita kan hanya korban…” belum selesai si istri berbicara, “Korban apa? Wong dia sengaja melakukannya! !!” Pak tua yang masih kesal itu kini bertambah marah mendengar istrinya berusaha membela sang anak.

Suasana langsung hening, sang istri hanya menunduk, tidak mampu berkata apa-apa. Sejenak kemudian lelaki tua itu menarik kursi ke arah istri dan anaknya yang masih saling berpelukan, dan menghempaskan tubuhnya yang mulai renta itu.

“Ufhhh…, kenapa kau lakukan ini, Nak?” nada bicaranya nampak mulai menurun. Lalu dia menunduk sambil menutupi mukanya dengan kedua tangan keriputnya, seakan tindakan itu bisa menutupi rasa malu yang akan dipikulnya ketika tersiar kabar di media massa infotaintment, “Putri Cendikiawan Muslim Terkemuka, Hamil di Luar Nikah dengan Pemuda Kristen.”

“Pokoknya, kamu harus dicambuk seratus kali!” tiba-tiba dia berucap tegas. Istrinya yang sedari tadi diam, serta-merta menoleh ke arahnya sambil mengernyitkan dahi.

“Apa, Pa? Dicambuk? Bukannya papa pernah bilang cambuk itu hukuman primitif yang tidak pantas untuk diberlakukan lagi? Papa juga sering menulis di buku dan berbagai media bahwa hudud itu sudah tidak relevan dan ketinggalan zaman?!” sang istri memberanikan diri untuk angkat bicara.

Mendengar itu, sang cendekiawan pun semakin terhenyak ke kursinya, dia pun terdiam tak tahu harus bagaimana.

*****

Semenjak kejadian itu, kini lelaki tua tujuh puluh tahunan itu terkulai lemah di atas pembaringan sebuah ruangan gawat darurat sebuah rumah sakit ibu kota. Dia mengalami depresi yang cukup berat. Dalam dirinya terjadi pertentangan batin yang hebat. Dia sadar bahwa selama ini dia terdepan meneriakkan keabsahan nikah beda agama, meneriakkan slogan anti penerapan syariat Islam, menentang jilbab dan menyatakan jilbab bukan ajaran Islam tapi tradisi Arab. “Itu budaya orang Arab, bukan budaya Islam!” tegasnya setiap saat ketika memberikan mata kuliah di depan mahasiswanya.

Tapi, kini nuraninya berontak ketika menyaksikan kedua putri-putrinya menyingkap aurat, berpakaian minim dan sudah tidak seakidah lagi dengannya. Dia ingin menyuruh mereka istiqamah dalam syariat Islam, hidup dalam rumah tangga islami, dan menutup aurat seperti yang diperintahkan Al Quran, tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur. Kedua putrinya justru jadi orang yang gigih mengamalkan ideologi sekuler liberalnya.

Dengan busana gaul ala artis MTV, kini putrinya terjerumus kepada perbuatan zina dengan pemuda non muslim. Nuraninya menuntut untuk menjatuhkan hukuman sesuai dengan syariat Islam. Karena dia sangat mengerti bahwa hukuman di dunia akan membebaskan sang putri dari hukuman yang lebih dahsyat di akhirat nanti.

“Nak, walau bagaimana, kamu adalah seorang muslimah, jika terlanjur melakukan zina, kamu harus bertobat dan dihukum dengan hukuman yang telah ditetapkan oleh Islam.” Entah untuk ke berapa kalinya dia mengatakan itu pada sang putri. Karena tuntutan nuraninya, dia selalu mencoba meyakinkan putrinya agar mau menjalani hukuman cambuk dan pengasingan.

Hingga suatu ketika, saat saat sang putri membesuknya, dia mencoba membujuk putrinya. Tak disangka-sangka sang putri langsung berkata, “Ya sudah, kalau memang dalam Islam seperti itu, aku mau masuk Kristen aja!”

“Apaaa?!” bak disambar petir, pak tua itu langsung terlonjak berdiri. Matanya melotot seolah mau copot. “Kamu sudah gila, ya? Kalo kamu masuk Kristen, kamu berarti Murtad!! Kamu kafir dan...” Ia tak sanggup lagi meneruskan kata-katanya, karena amarahnya sudah membumbung tinggi. Dengan suara menggelegar dia hardik sang putri yang langsung terdiam, menggigil ketakutan.

“Apa nggak salah denger nih, Pa?” tiba-tiba putri sulungnya yang kebetulan sedang berkunjung, angkat bicara membela adiknya. “Papa ngomong apa sih, murtad.. kafir… Hak Diana dong Pa, untuk masuk Kristen, karena dia sudah merasa tidak cocok dengan Islam. Agama kan, wilayah privat yang tidak bisa dicampuri orang lain. Pindah agama ke Kristen adalah wilayah privat Diana. Papa tidak bisa, dong... ikut campur!”

“Jangan asal ngomong kamu, Len!!” pak tua itu langsung membentaknya.

“Dengar Lena, sebenarnya papa tidak pernah merestui kamu menikah dengan orang Kafir itu. Haram hukumnya muslimah menikah dengan orang kafir!!”

“Sekarang papa berani bilang begitu, lalu kenapa papa selama ini sibuk menulis di buku dan berbagai media bahwa semua agama itu sama kebenarannya? Untuk apa papa berkoar-koar semua pemeluk agama akan masuk surga? Itu semua bohong? Iya, Pa? Papa selama ini hanya menipu orang banyak dengan semua tulisan dan ucapan Papa itu?” Lena memberondong sang ayah yang sudah tua dan sedang sakit itu dengan berbagai pertanyaan yang sangat menyudutkan.

“Diaamm..!!!” dia semakin kalap mendengar ocehan sang putri sulung.

“Kenapa Lena harus diam? Lena kan hanya mengulang ucapan-ucapan yang Papa ajarkan!” Si sulung tidak mau kalah, balas membentak. “Asal Papa tahu, sekarang aku sudah ikut agama Mas Yudha, aku sudah masuk agama Budha!”

“Apaa?! ... beraninya kamu murtad Lena.. kamu sudah kafir, akan masuk neraka… darahmu sekarang halal ditumpahkan… akan aku bun... aaaakhhh!”

“Pa..pa..istigfar pa…, istigfaaar!! !” Sang istri berusaha menenangkan suaminya yang berteriak-teriak mengigau. Lelaki itu terus meronta-ronta sambil berteriak tak karuan. “Susteer… tolong susteer..” Sang istri pun menjerit histeris. Tak lama kemudian berdatanganlah beberapa perawat laki-laki, memegangi tangan dan kakinya sampai dia tenang kembali.

“Ahh.. hhh..hhh” lelaki itu nampak terengah, nafasnya memburu..

“Tenang Pak, istigfar..” salah seorang perawat terus berusaha menenangkannya.

Lelaki tua itu pun berangsur tenang, perlahan dia membuka kedua bola matanya, memandang sekelilingnya. Nampak olehnya sang istri yang masih menyisakan cemas di wajahnya. Kedua biji matanya menyapu sekeliling ruangan itu, namun tak didapatinya kedua orang putrinya.

“Ma.. apa.. d..Di..ana jj..jadi masuk kk..Kristen?” mulutnya bergetar, dengan suara yang amat lemah dia berusaha bertanya ke istrinya. Setelah terdiam beberapa saat, bingung harus menjawab apa, sang istri pun memberanikan diri untuk mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

..Kepalanya terkulai lemas, tatapannya kosong, perlahan dia pun kembali memejamkan mata… tiba-tiba.. dia teringat sebuah hadits Nabi yang dulu sangat dihafalnya sejak kecil...

“Fhhhhh…” lelaki itu menghembuskan nafas kuat-kuat, seolah ingin melepaskan semua beban di dadanya. Kepalanya terkulai lemas, tatapannya kosong, perlahan dia pun kembali memejamkan mata… tiba-tiba.. dia teringat sebuah hadits Nabi yang dulu sangat dihafalnya sejak kecil... “Apabila anak Adam meninggal dunia, terputus seluruh amalannya kecuali tiga perkara… Ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariah, dan anak shaleh yang akan mendoakan..” Dia langsung membelalakkan matanya, “Anak yang shalehhh…” mulutnya berdesis. “Aku tidak punya anak yang shaleeeh… kedua putri ku telah murtaaad!!.. aahhh, siapa nanti yang akan mendoakanku? ? Hik..hik..hik. .” dia pun terisak, tubuhnya berguncang hebat menahan isakan tangis penyesalannya.

***

Sang cendekiawan tertunduk menatap tajam ke arah gundukan tanah yang masih merah tempat istrinya dibaringkan untuk selama-lamanya. Tanpa disangka, istrinya yang segar-bugar, mendahuluinya menemui sang Khaliq. Sementara sang cendekiawan tua yang belum bisa mengatasi depresi berat itu masih bertahan hidup, meski sakit-sakitan. Kini, tinggallah Kyai Liberal ini dengan dua orang putrinya.

Tiba-tiba dia tersentak, teringat kedua putrinya kini beda agama dengannya, berarti hanya dia sendiri yang muslim.

Ketika hendak beranjak berdiri. Tanpa sengaja bola matanya terpaku pada sebuah nisan berlambang salib, tak jauh dari makam istrinya. “Ya Allah, bila aku mati nanti, akankah namaku terpampang di batu nisan seperti di makam salib itu?” [azz@hra/voa- islam.com]

"wahai orang-orang yang beriman!masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.Sungguh,ia musuh yang nyata bagimu.[2:208]